بسم الله الرحمن الرحيم

Minggu, 16 September 2012

LOYALITAS KITA ... UNTUK SIAPA ?




DEVINISI LOYALITAS
Dalam KBBI 3 secara bahasa loyalitas bermakna kepatuhan dan kesetiaan
Adapaun secara istilah syar’i loyalitas bermakna : kecondongan, pembelaan, kecintaan, pemuliaan dan penghormatan kepada orang yang dicintai. [al wala’ wal baro’ fil islam Muhammad bin Sa’id al qohtoni hal 50] Kemudian termasuk perkara yang harus kita tanamkan pada diri kita, bahwa seorang mukmin adalah wali/penolong bagi saudaranya yang lain. Alloh berfirman :
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”
[QS. At-Taubah : 71].
Oleh karena itu kita selaku seorang mukmin haruslah mengetahui klasifikasi (pembagian) manusia dalam masalah keberhakan mereka menerima loyalitas dari kita.

KLASIFIKASI MANUSIA DALAM PENEMPATAN KECINTAAN DAN KEBENCIAN KARENA ALLAH
1. orang yang dicintai secara umum. yaitu orang yang beriman kepada Alloh dan Rosul-Nya, ia menegakkan sendi-sendi islam dan bangunannya, baik dari segi ilmiyah, praktek ataupun keyakinan. Dia mengikhlaskan amalan dan perkataannya hanya untuk Alloh. Dia tunaikan perintah-perintah-Nya dan menjauhi apa yang Ia larang. Ia mencintai dan berloyal hanya karena Alloh, benci dan memusuhi hanya karena Alloh. Dan ia lebih mengedepankan ucapan Rosululloh dari perkataan siapa pun.
2. seorang yang dicintai pada satu sisi dan dibenci pada sisi yang lain. Yaitu seorang muslim yang tercampur padanya amal sholih dan kejelekan. Ia dicintai dan diberi loyalitas berdasarkan kadar kebaikan yang bersamanya dan dibenci serta dimusuhi berdasarkan kadar kejelekan yang bersamanya.
3. orang yang kita benci secara umum. Yaitu orang kafir, orang musyrik, orang murtad, orang yang mengingkari nama-nama dan sifat-sifat Alloh, orang yang mengikuti ahli bid’ah dan orang-orang yang menerjang pembatal-pembatal keislaman
[diringkas dari perkataan syikul islam, lihat al wala’ wal baro’ fil islam Muhammad bin Sa’id al qohtoni hal 76]
LARANGAN BERLOYAL KEPADA ORANG KAFIR
Beranjak dari klasifikasi di atas maka tidak boleh bagi kita memberikan loyalitas secara umum kepada orang kafir, menjadikan mereka sebagai penolong, pembela, pemimpin, atau bahkan malah memeluk agamanya – naudzubillah min dzalik - . Allah berfirman :
لَا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ
“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali (penolong) dengan meninggalkan orang-orang mukmin” (Ali Imran: 28 )
Juga firman Alloh :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّخِذُوا الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin.” [QS. An-Nisaa’ : 144].
AKIBAT MELANGGAR LARANGAN INI
1.       Tidak mendapat pertolongan Alloh
Firman Alloh :
لَا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلَّا أَنْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ
“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali (penolong) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Hanya kepada Allah kembali(mu).” (Ali Imran: 28)
2.       Mendapat siksa dari Alloh
Alloh berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّخِذُوا الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَتُرِيدُونَ أَنْ تَجْعَلُوا لِلَّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا مُبِينًا
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?” [QS. An-Nisaa’ : 144].
Maksudnya adalah : alasan yang jelas untuk menyiksa kalian. Sesungguhnya Kami (Alloh) telah memperingatkan kalian dari bahaya tersebut, dan kami telah kabarkan mafsadat yang terkandung di dalamnya. Maka orang-orang yang menerjang hal ini setelah penjelasan-penjelasan tadi wajib untuk mendapat hukuman.” [tafsir as Sa’di surat an Nisa’ : 144]
3.       Berbuah kepada kekufuran
Alloh berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dhalim” [QS. Al-Maaidah : 51].
Berkata Abu Ja’far tentang firman-Nya ta’ala : ’Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka’. Maknanya yaitu barangsiapa yang menjadikan orang-orang Yahudi dan Nashrani sebagai pemimpin selain dari orang-orang yang beriman, maka ia termasuk golongan mereka. Ia melanjutkan : Karena barangsiapa yang menjadikan mereka sebagai pemimpin dan menolong mereka untuk memerangi kaum mukminin, maka ia termasuk penganut agama mereka. Karena, tidaklah ada orang yang menjadikan seseorang sebagai pemimpin melainkan ia bersamanya dan bersama agamanya dalam keadaan rido. Jika ia meridoinya dan meridoi agamanya, maka ia akan memusuhi dan membenci apa-apa yang menyelisihinya. Maka berubahlah hukum orang yang ia ikuti tadi menjadi hukumnya. [Tafsir At-Thobari, 10/400].
ORANG MUKMIN ITU WALINYA JUGA ORANG MUKMIN
Ini merupakan kewajiban yang harus kita laksanakan. Alloh berfirman :
إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آَمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ * وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آَمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ
”Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang” [QS. Al-Maaidah : 55-56].
SEMPURNAKAN IMAN
Oleh karena itu sempurnakanlah iman kita dengan hanya berloyal hanya kepada kaum mukminin. Rosululloh bersabda :
مَنْ أَحَبَّ للهِ وَ أَبْغَضَ للهِ وَ أَعْطَى للهِ وَ مَنَعَ للهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ الإيْماَنَ
“Barang siapa mencintai karena Alloh, membenci karena Alloh, memberi karena Alloh, menahan karena Alloh sungguh ia telah menyempurnakan iman” [Silsilah as Shohihah, no. 308]
Ibnu Abbas berkata :
مَنْ أَحَبَّ فِي اللهِ وَأَبْغَضَ فِي اللهِ وَوَالَى فِي اللهِ وَعَادَى فِي اللهِ، فَإِنَّمَا تَنَالُ وِلَايَةَ اللهُ بِذَلِكَ، وَلَنْ يَجِدَ عَبْدٌ طَعْمَ الْإِيْمَانِ-وَإِنْ كَثُرَتْ صَلَاتُهُ وَصَوْمُهُ-حَتَّى يَكُونَ كَذَلِكَ، وَقَدْ صَارَتْ عَامَّةُ مُؤَاخَاةِ النَّاسِ عَلَى أَمْرِ الدُّنْيَا، وَذَلِكَ لاَ يُجْدِي عَلَى أَهْلِهِ شَيْئًا
“Barang siapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, membela karena Allah , dan memusuhi karena Allah , maka dengan itu ia peroleh loyalitas dari Allah .Seorang hamba tidak akan mendapatkan manisnya iman meskipun banyak shalat dan puasanya sampai ia dapat merealisasikan hal tadi. Sungguh, kebanyakan persaudaraan manusia adalah karena urusan dunia (bukan lagi karena Allah ), dan yang seperti itu tidaklah memberi manfaat sedikit pun untuk pelakunya.” [al wala’ wal baro’ fil islam Muhammad bin Sa’id al qohtoni hal 51]
PENUTUP
Saudaraku janganlah kita korbankan akherat kita hanya karena seklumit serpihan dunia yang fana ini, jangan sampai hanya gara-gara harta lantas kita berikan kecintaan, loyalitas dan totalitas utama kita untuk mereka (orang-orang kafir), jangan sampai musibah ini (berloyal kepada orang kafir) menimpa kita, jangan sampai kita menjadi sasaran fitnah mereka. Alloh berfirman :
رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami, ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana.
[QS. Al Mumtahanah : 5]
Berkata syeikh sa’di : maksudnya adalah : “(wahai Tuhan kami) janganlah Kau kuasakan mereka atas kami karena dosa-dosa kami, sehingga mereka bisa memberikan fitnahnya kepada kami dan menghalang-halangi kami (menggunakan kemampuan yang mereka miliki) dari keimanan. Sesungguhnya mereka itu jika melihat mereka berkuasa, mereka menyangka bahwa mereka berada di atas kebenaran, dan kita yang berada di atas kebatilan, maka bertambahlah kekufuran dan perbuatan melampaui batas mereka. [ tafsir as Sa’di surat Al Mumtahanah : 5]
Ingatlah akherat adalah tujuan utama kita, ingat firman Alloh :
وَالآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى
“Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal”. (QS. Al A’la : 7).
Allohu a’lam bisshowwab
Ibnu ram [ 09092012]
Bacaan : al wala’ wal baro’ fil islam Muhammad bin Sa’id al qohtoni

Tidak ada komentar:

Posting Komentar