بسم الله الرحمن الرحيم

Rabu, 03 April 2013

ISLAM MELINDUNGI AKAL


ISLAM MELINDUNGI AKAL
Akal adalah anugrah berharga yang Alloh berikan kepada kita. Dengan akal yang sehat manusia mampu membedakan hal yang baik dan yang buruk, dengan akal derajat manusia mengungguli makhluk lainnya, dengan akal pula manusia bisa mengevaluasi suatu permasalahan. Karena pentingnya akal, agama islam sangat menjaganya agar tetap eksis memberikan kontribusi positif bagi umat manusia secara umum dan bagi agama islam secara khusus.

DEVINISI AKAL
Akal secara bahasa bermakna : “Menahan/mencegah” karena akal-lah yang menghalangi pemiliknya dari melakukan perbuatan jelek
Adapun secara istilah akal adalah : suatu sifat yang dengannya manusia bisa membedakan antara yang baik dan yang jelek [Tukhfatul mukhtaj fi ayarkhi al minhaj 2/77].
Ia adalah : suatu karakter dalam jiwa manusia, yang dengannya manusia terbedakan dari hewan, dengan akal manusia mengetahui, memahami dan membedakan sesuatu, dengannya pula ia memilih hal-hal yang baik bukan hal-hal yang jelek [ majalah al bukhuts al islamiyah 79/344 – syamilah - ]. Dalam dunia islam kata akal biasa juga disebut dengan hati. Sebagaimana firman Alloh :
أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
"Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada." (Al-Hajj: 46).
Juga firman-Nya
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
“ Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi nereka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergukan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka  mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al An’am : 179)
MAQOSID AS SYARI’AH DAN AKAL
Tujuan pokok agama islam atau yang dikenal di kalangan para ulama dengan "مَقَاصِدُ الشَّرِيْعَةِ الْكُبْرَى" adalah melindungi lima aspek kehidupan, yaitu melindungai : jiwa, akal, harta, keturunan dan kehormatan serta agama. Dengan demikian sumua syareat agama kita berkisar untuk melindungi eksitensi ke lima hal di muka dan akal termasuk darinya. Berkata DR. Muhammad bin ahmad as Sholih  :
وَمِنْ مَحَاسِنِ هَذِه الشَّرِيْعَةِ أَنِ اعْتَبَرَتِ الْمُحَافَظَةَ عَلَى الضَّرُوْرِياَّتِ الْخَمْسِ: حِفْظُ الدِّيْنِ، حِفْظُ النَّفْسِ، حِفْظُ النَّسَلِ وَالْعَرَضِ، حِفْظُ الْعَقْلِ، حِفْظُ الْمَالِ، فَهَذِهِ الأُمُورُ قَدْ تَعَيَّنَ صِياَنَتُهَا وَيُحْرَمُ الْمِسَاسُ بِهاَ
“ Diantara keelokan syareat agama ini adalah ia menjaga lima hal pokok : menjaga agama, jiwa, keturunan dan kehormatan, akal, serta harta. Kelima hal ini sangat jelas harus dijaga dan harom mengganggunya.” [al washoya al ‘asyr hal 18 – syamilah-]
KHOMER DIHAROMKAN UNTUK MELINDUNGI AKAL
Salah satu bentuk proteksi agama kita kepada akal adalah dengan diharomkannya khomer karena efek negatif yang ditimbulkan oleh khomer memang begitu besar. Oleh karena itu seorang muslim meninggalkan khomer karena banyak sebab diantaranya adalah :
1.       Dilarang oleh syareat kita
Nabi bersabda :
لَا تَشْرَبِ الْخَمْرَ، فَإِنَّهَا مِفْتَاحُ كُلِّ شَرٍّ
Janganlah kalian minum khamr, karena ia pembuka semua pintu kejelekan/kejahatan” [Diriwayatkan Shohih ibnu Hibban, no.2733].
2.       Minum khomer adalah perbuatan syaiton
Alloh berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, ( berkorban untuk ) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al Maidah : 90)”
Maka peminum khomer termasuk pengikut syeithon, karena ia mengikuti perbuatannya setan, sedangkan Alloh berfirman :
اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ أُولَئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah
golongan syaitan.Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi.”(QS. Al Mujadilah:19)
Ia ta’ala juga berfirman :
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu),
karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi
penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS. Fatir : 6)
3.       Bahaya yang ditimbulkan lebih besar
Banyak orang yang melegalkan khomer dengan alasan,  bahwa khomer juga memiliki faedah, diantaranya untuk menghangatkan badan dst. Namun jika kita jeli dan mau jujur sebenarnya manfaaat dan dosa yang muncul karena miras jauh lebih besar dan berbahaya. Hal ini sebagaimana ditegaskan Alloh ta’ala dalam firman-Nya :
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ نَفْعِهِمَا
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah:"Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". (QS. Al Baqoroh : 219)”
4.       Khomer adalah induk kejelekan
Banyak kita dengar, pembunuhan, tabrak lari, perampokan dan kejahatan lainnya, yang ternyata sebelum melakukan aksinya, pelaku kejahatan tersebut minum khomer terlebih dahulu, sehingga akal mereka hilang, pada akhirnya mereka beraksi seolah tanpa beban – naudzu billah min dzalik - . maka tidak heran kalau khomer digelari oleh ulama dengan : "أُمُّ الْخَبَائِث" (induk segala kejelekan). Syekh DR. Safr bin Abdirrohman al khawaly berkata :
أُمُّ الْخَبَائِث هِيَ: الْخَمْرُ, وَهِيَ التِيْ وَرَاءَ كُلِّ جَرِيْمَةٍ، أَوْ هِيَ الْتِيْ إِذاَ شُرِبَتْ فَلْتَتَوَقَّع كُلُّ جَرِيْمَةٍ بَعْدَ ذَلِك، وَلْيَكُنْ بَعْدَ ذَلِكَ مَا يَكُوْنُ، وَمَا الْمُخَدِّرَاتُ إلاَّ فَرْعٌ وَتَابِعٌ لَهَا،
“Induk kejelekan adalah khomer, yang mana ia adalah aktor dibelakang munculnya semua kejahatan, atau bila ia diminum segala potensi kejahatan akan muncul setelah itu, maka terjadilah setelah meminumnya apa yang akan terjadi (berupa kejahatan). Demikian pula segala jenis obat-obatan terlarang merupakan cabang dari khomer “ [al Iman wa atsarohu fil amni 1/11 – syamilah - ]
Utsman bin Affan berkata :
اجْتَنِبُوا أُمَّ الْخَبَائِثِ، فَإِنَّهُ كَانَ رَجُلٌ مِمَّنْ قَبْلَكُمْ يَتَعَبَّدُ، وَيَعْتَزِلُ النَّاسَ، فَعَلِقَتْهُ امْرَأَةٌ، فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ خَادِمًا، فَقَالَتْ: إِنَّا نَدْعُوكَ لِشَهَادَةٍ، فَدَخَلَ فَطَفِقَتْ كُلَّمَا يَدْخُلُ بَابًا، أَغْلَقَتْهُ دُونَهُ حَتَّى أَفْضَى إِلَى امْرَأَةٍ وَضِيئَةٍ جَالِسَةٍ، وَعِنْدَهَا غُلامٌ وَبَاطِيَةٌ فِيهَا خَمْرٌ، فَقَالَتْ: إِنَّا لَمْ نَدْعُكَ لِشَهَادَةٍ، وَلَكِنْ دَعَوْتُكَ لِتَقْتُلَ هَذَا الْغُلامَ، أَوْ تَقَعَ عَلَيَّ، أَوْ تَشْرَبَ كَأْسًا مِنْ هَذَا الْخَمْرِ، فَإِنْ أَبَيْتَ، صِحْتُ بِكَ وَفَضَحْتُكَ، قَالَ: فَلَمَّا رَأَى أَنَّهُ لا بُدَّ لَهُ مِنْ ذَلِكَ، قَالَ: اسْقِينِي كَأْسًا مِنْ هَذَا الْخَمْرِ، فَسَقَتْهُ كَأْسًا مِنَ الْخَمْرِ، فَقَالَ: زِيدِينِي، فَلَمْ يَزَلْ حَتَّى وَقَعَ عَلَيْهَا، وَقَتَلَ النَّفْسَ، فَاجْتَنِبُوا الْخَمْرَ، فَإِنَّهُ وَاللَّهِ لا يَجْتَمِعُ الإِيمَانُ وَإِدْمَانُ الْخَمْرِ فِي صَدْرِ رَجُلٍ أَبَدًا، لَيُوشِكَنَّ أَحَدُهُمَا يُخْرِجُ صَاحِبَهُ
“ Jauhilah induk segala kejelekan (khomer). Sesungguhnya dahulu pada umat sebelum kalian ada seorang ahli ibadah, ia beribadah dan mengasingkan diri (dari hiruk-pikuknya manusia). Maka ada salah seorang wanita (berhati) kotor menginginkannya, iapun mengutus budak perempuannya kepada laki-laki tersebut. Budak tadi berkata : ‘Sesungguhnya kami mengundangmu’. Ia pun mengiyakan undangan tersebut. Setiap kali melewati sebuah pintu budak perempuan tadi menutupnya, akhirnya ia pun sampai kepada seorang wanita cantik (majikan budak perempuan tersebut) sedang duduk. Disampingnya terdapat seorang anak kecil dan segelas besar khomer. ‘Demi Alloh ! aku sebenarnya menyuruhmu kemari bukan karena sebuah undangan, tetapi agar engkau bunuh anak ini atau berzina denganku atau engkau engkau minum khomer ini ! jika engkau menolak maka aku akan berteriak dan akan aku cemarkan nama baikmu, bujuk sang wanita. Tatkala ia memandang ia terpaksa harus menuruti keinginannya, ia berkata : ‘beri aku segelas dari khomer ini ! Maka sang wanita tersebut memberinya segelas khomer, ia berkata : ‘tambahkan lagi untukku’ ! belum lagi ia selesai meminumnya sehingga ia berzina dengan wanita tadi dan membunuh anak kecil tadi. Maka jauhilah khomer karena tidaklah ia berkumpul dengan iman melainkan hampir-hampir ia menguluarkan pemiliknya dari (iman tersebut).” [shohih ibnu Hibban, no. 1966]
AKAL YANG SEHAT LEBIH MEMILIH AKHERAT
Orang yang memiliki akal sehat akan lebih memilih kehidupan bahagia nan kekal abadi di akherat. Ia akan bersabar untuk tetap konsisten dalam ketaatan dan meninggalkan semua larangan-larangan-Nya. Akal sehatnya akan terus memotivasinya untuk melakukan amal soleh dan kebaikan di dunia. Ia jadikan dunia yang fatamorgana ini sebagai penyuplai ketinggian derajat di akhirat bukan sebagai tujuan utama, itulah akal yang sehat, akal yang lurus yang dimiliki oleh orang yang bertaqwa. Alloh berfirman :
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini selain dari main-main dan sendau gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidaklah kalian berakal!” (QS. Al An’am:32)
BAHASA ARAB DAN AKAL
Semua orang tentu ingin bila akalnya semakin hari semakin tajam. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan mempelajari bahasa Arab. Lo...kok bisa ? mari kita simak firman Alloh ta’la :
الر تِلْكَ ءَايَاتُ الْكِتَابِ الْمُبِينِ * إِنَّآ أَنزَلْنَاهُ قُرْءَانًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Alif, laam, raa. Ini adalah ayat-ayat Kitab (al-Qur'an) yang nyata (dari Allah). Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa al-Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kamu berakal.” (QS. Yusuf : 1-2)
Syeikh as Sa’di berkata :
{ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ } أَيْ: تَزْدَادُ عُقُوْلُكُمْ بِتَكَرُّرِ الْمَعَانِي الشَّرِيْفَة الْعَالِيَة، عَلَى أَذْهَانِكُمْ،. فَتَنْتَقِلُوْنَ مِنْ حاَلٍ إِلَى أَحْوَالٍ أَعْلَى مِنْهَا وَأَكْمَل
Maksud firman Alloh semoga kalian berakal adalah : bertambah (cerdas) akal kalian, dengan berulang-ulangnya makna yang mulia tinggi derajatnya di dalam pikiran kalian. Maka kalian berpindah dari satu keadaan kepada keadaan yang lebih tinggi dan lebih sempurna” [tafsir as Sa’di]
oleh karena itu tidak heran bila Umar Rodiyallohu’anhu pernah berkata :
تَعَلَّمُوْا الْعَرَبِيَّة فَإِنَّهَا تُثْبِتُ الْعَقْلَ وَ تَزِيْدُ فِيْ الْمُرُوْءَة
“ Belajarlah bahasa arab ! Karena ia mengokohkan akal dan menambah kehormatan” [Syu’abul Iman 2/257 – syamilah-]
PENYESALAN ORANG YANG TIDAK MENGGUNAKAN AKAL SEHATNYA UNTUK MENERIMA KEBENARAN
Alloh berfirman :
وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ
“Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya kami tidak termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”. (QS. Al Mulk: 10)
Ibnu Abbas berkata :
لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ الْهُدَى أَوْ نَعْقِلُهُ فَنَعْمَلَ بِهِ
“ Seandainya kami mendengar petunjuk tersebut atau kami (mau menggunakan akal ini) untuk memahaminya sehingga kami mengamalkan petunjuk tadi (niscaya kami tidak termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala) [tafsir al baghowi]
Semoga kita tetap menjaga akal sehat kita sehingga dengannya kita bisa menerima kebenaran.
Allohu a’lam bisshowwab
Ibnu ram 030413

Tidak ada komentar:

Posting Komentar