بسم الله الرحمن الرحيم

Senin, 03 Juni 2013

TAUHID KUNCI SELAMAT DARI NERAKA

Neraka ... Sebuah kata yang membuat merinding bulu kuduk orang yang beriman, sebuah tempat yang tentu kita semua enggan untuk tinggal di sana, sebuah tempat yang membuat berlinang air mata para salafussoleh. Mereka takut jika dimasukkan ke dalamnya. Salah satu kisahnya telah diceritakan oleh Imam Dzahabi, beliau menceritakan :
“ Telah sampai kepada kami sebuah berita, bahwa suatu ketika Fakhrurrozi memberi sebuah nasehat kepada raja Al Mudzoffar Muhammad bin Sam, Fakhrurrozi berkata : ‘ Wahai Sultan, kekuasaanmu tidaklah kekal, tidak pula Fakhrurrozi ini akan kekal. Sesungguhnya tempat kembali kita kepada Allah. Dan sesungguhnya orang yang melampaui batas adalah penghuni neraka’. Maka bercucuranlah air mata sang Sultan”. [al bukak min khosyyatillah wa ‘inda qiroati Al Qur’an hal 15 – syamilah-]

KEDASYATAN NERAKA
Banyak sekali ayat dan hadits yamg menceritakan kedasyatan Neraka, diantaranya adalah :
a.       Panas apinya 70 kali lipat api di dunia
Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda :
نَارُكُمْ جُزْءٌ مِنْ سَبْعِينَ جُزْءًا مِنْ نَارِ جَهَنَّمَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ كَانَتْ لَكَافِيَةً قَالَ فُضِّلَتْ عَلَيْهِنَّ بِتِسْعَةٍ وَسِتِّينَ جُزْءًا كُلُّهُنَّ مِثْلُ حَرِّهَا
“Api kalian (di dunia) adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian api neraka.” Abu Huroiroh berkata: ‘Sungguh telah cukup.’ Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Dilebihkan darinya enam puluh sembilan bagian, yang semuanya seperti panasnya.” [HR. Bukhori, no. 3265]
b.      Apinya membakar hingga ke hati
Allah ta’ala berfirman :
وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ *نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ * الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ
Dan tahukah kamu apa Huthamah itu. (yaitu) api (disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (naik) sampai ke hati. [QS. Al Humazah : 5-7]
c.       Bahan bakar utamanya adalah manusia dan batu
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
“ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” [QS. At Tahrim : 6]
d.      Para penjaganya tidak mengenal belas kasihan
Allah ta’ala berfirman :
عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“ Penjaganya (neraka) adalah malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”[QS. At Tahrim : 6]
e.      Di sana tidak ada istilah adaptasi
Di dunia ini kita mengenal istilah adaptasi, yaitu seorang mampu membiasakan dirinya dengan kondisi lingkungannya, misalnya orang gunung biasa dengan kondisi cuaca yang begitu dingan, orang afrika biasa dengan kondisi panas dan lain-lain. Berbeda dengan di alam akherat termasuk di neraka, seorang tidak akan bisa beradaptasi dengan siksaan di neraka, bahkan semakin hari siksa yang dirasakan semakin pedih. Allah ta’ala berfirman :
فَذُوقُوا فَلَنْ نَزِيدَكُمْ إِلَّا عَذَابًا
“ Rasakanlah (Adzab Neraka). Dan sekali-kali kami tidak akan menambah kepada kalian selain daripada azab.” [QS. An Naba’ : 30]
KUFUR DAN SYIRIK SEBAB UTAMA MASUK NERAKA
Dua sejoli kufur dan syirik adalah sebab utama seorang dimasukkan ke dalam neraka, bahkan seorang akan kekal di dalamnya jika ia mati dalam keadaan kufur atau melakukan syirik akbar dan belum bertaubat. Hal ini telah dijelaskan Allah dalam firman-Nya :
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
“Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya.Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” [QS. Al Bayyinah : 6]
Syekh Sa’di menjelaskan :
لِأَنَّهُمْ عَرَفُوْا الْحَقَّ وَتَرَكُوْهُ، وَخَسَرُوْا الدُّنْياَ وَالآخِرَة
“ karena mereka mengetahui kebenaran tapi meninggalakannya, maka merugilah mereka di dunia dan akherat.” [Tafsir as Sa’di]
Berbeda dengan dosa-dosa lain selain kekufuran dan kesyirikan. Masih ada kemungkinan Allah akan mengampuni dosa orang ia kehendaki walaupun ia belum sempat bertaubat, sebagaimana dalam firman-Nya :
إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
“ Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” [QS. An Nisa’ : 48]
Syeikh Sa’di berkata :
 “ Allah ta’ala mengabarkan bahwa Ia tidak akan mengampuni dosa syirik yang dilakukan siapa saja dari makhluknya, dan ia mengampuni dosa selain syirik berupa dosa-dosa kecil dan dosa-dosa besar jika ia menghendakinya. Hal tersebut terjadi apabila hikmah-Nya mengharuskan untuk memberikan ampunan. Allah telah menjadikan sebab yang begitu banyak untuk pengampunan dosa-dosa tadi. Seperti amal kebaikan yang menghapus dosa tersebut, musibah di dunia, fitnah alam kubur, dan kedasyatan hari kiamat yang dapat menggugurkan dosa-dosa, do’a orang-orang mukmin sebagian untuk sebagian yang lain serta syafaat orang-orang yang telah diizinkan memberi syafaat( juga bisa menjadi sebab diampuninya dosa), lebih tinggi lagi adalah rahmat Allah yang berhak di peroleh oleh orang yang beriman dan bertauhid.” [Tafsir sa’di]
BERTAUBAT DARI SYIRIK DAN BERTAUHID KUNCI SELAMAT DARI NERAKA
Setelah kita mengetahui penyebab utama dimasukkannya seorang ke dalam neraka adalah karena kufur dan syirik berarti kita harus segera melakukan hal-hal berikut
a.       Bertaubat dari kesyirikan dan meninggalkannya
Mengapa ? Karena apabila seorang meninggal dalam keadaan pernah berbuat kesyirikan dan belum bertaubat maka ia masuk ke dalam surat An Nisa’ ayat 38 di atas. Allah akan mengharamkan surga untuknya dan tempat kembalinya adalah neraka, sebagaimana firman-Nya :
إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“ Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” [QS. An Nisa’ : 72]
adapun pelaku kesyirikan yang telah bertaubat dari kesyirikannya maka Allah akan mengampuninya. Syeikh sa’di berkata :
“ Ancaman pada ayat yang mulia ini adalah bagi orang yang belum bertaubat. Adapun orang yang sudah bertaubat, maka Allah akan mengampuni dosa syiriknya atau dosa lainnya sebagaimana firman-Nya :
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah:"Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu terputus asa dari rahmat Allah.Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa  semuanya.Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
[QS. Az Zumar : 53]
yaitu orang yang bertaubat dan kembali [Tafsir As Sa’di]
b.      Bertauhid
Orang yang bertauhid memiliki banyak sekali keutamaan di antaranya
1.       Diharamkan dari neraka
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda :
فَإِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ
“ Sesungguhnya Allah mengharomkan untuk neraka orang yang mengucapkan kalimat tauhid ‘tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah’ dengan hal itu ia mengharapkan wajah Allah”. [HR. Bukhori, no. 5401]
2.       Diampuni dosanya
Hidup di dunia ini tidak luput dari gelimang dosa dan maksiat. Oleh karena itu pengampunan dosa adalah dambaan semua orang. Dengan melaksanakan tauhid dengan benar dosa-dosa kita akan diampuni oleh Allah seberapapun besarnya. Sebagaimana sabda Beliau :
ياَ ابْنَ آدَمَ إنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَاياَ ثُمَّ لَقِيْتَنِيْ لاَ تُشْرِكُ بِيْ شَيْئًا لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
 “Wahai anak adam seandainya engkau menemui-Ku dengan dosa sepenuh bumi dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku, sungguh Aku akan datang membawa sepenuh bimi pula ampunan.” [Shohih At Tirmidzi, no. 3540]
3.       Kalimat tauhid lebih berat timbangannya dari pada dosa-dosa besar
Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda :
 “ Sesungguhnya Allah ta’ala akan menghadapkan seorang dari umatku di depan seluruh makhluk maka dibentangkan di depannya 99 catatan (kejelekan). Setiap lembar catatan sejauh mata memandang. Kemudian Allah ta’ala bertanya, “Apakah kamu memungkiri sesuatu apa yang ada didalamnya?” Orang itu menjawab, “Tidak, ya Allah.” Kemudian Allah bertanya lagi, “Apakah Malaikat para pencatat-Ku mendzolimu? Ia menjawab. “tidak, ya Allah. Allah bertanya lagi, “ Apakah kamu punya uzur?” Lalu orang ini mengatakan, “Tidak, ya Allah.” Kemudian Allah berkata, “Ya, kamu di sisi Kami mempunyai sebuah kebaikan dan tidak ada kedzoliman hari ini.” Kemudian dikeluarkanlah untuknya satu kartu dimana didalamnya terdapat Asyhaadu an laa ilaaha ilallooh wa asyhaadu anna Muhammad ‘abduhu warosuuluh(Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allooh dan bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya). Kemudian Allah berfirman, “hadirkan Timbanganmu!” Kemudian orang itu berkata, “Ya Allah, apa arti kartu apa ini dibandingkan dengan catatan-catatan ini?” Maka Allah berfirman:“Sesungguhnya kamu tidak akan didzolimi.” Kemudian catatan amal orang tersebut diletakkan pada satu anak timbangan dan kartu tadi diletakkan pada anak timbangan yang lain, maka timbangan catatan-catatan kejelekan menjadi ringan dan kartu tadi menjadi lebih berat, karena tidak ada yang lebih berat dari nama Allah.”
[Shohih At Tirmidzi, no. 2639]
c.       Beramal soleh
Setelah kita tinggalkan syirik dan bertauhid, hal ke tiga yang harus kita lakukan adalah beramal sholeh. Yaitu amal yang di dasari dual hal, ikhlas dan ilmu. Karena orang yang tidak beramal sholeh adalah orang yang merugi, sebagaimana firman-Nya :
وَالْعَصْرِ * إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ * إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,kecuali orang-orang yang b'eriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” [QS. Al ‘Ashr : 1-3]
Dengan amal sholeh, kita berharap bisa masuk surga Allah, sebagaimana firman-Nya :
إِنَّ الَّذِيْنَ ءَا مَنُوْا وَعَمِلُوْا الصَّلِحَتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُالْبَرِيَّةِ * جَزَآؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِى مِنْ تَحْتِهَا الاَْنْهَرُ خَلِدِيْنَ فِيْهَآ أَبَدًا رَّضِىَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْاعَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Rabb mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya.Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Rabbnya. [QS. Al Bayyinah : 7-8]
Ia juga berfirman Allah :
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
“ Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Rabb-nya".
[QS. Al Kahfi:110]
d.      Berdo’a agar tetap diberi istiqomah
Tak ada yang menjamin hidup kita akan ditutup dengan husnul khotimah. Siapa yang menjamin di masa yang akan datang dosa syirik tidak akan menghampiri kita. Oleh karena itu Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam mengajarkan kepada kita, agar mohon keteguhan agar tetap istiqomah di jalan-Nya. Anas bin malik meriwayatkan
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ آمَنَّا بِكَ وَبِمَا جِئْتَ بِهِ فَهَلْ تَخَافُ عَلَيْنَا قَالَ فَقَالَ نَعَمْ إِنَّ الْقُلُوبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يُقَلِّبُهَا كَيْفَ شَاءَ
“ Dahulu Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam memperbanyak do’a :
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
“ Wahai Dzat yang Maha membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agamamu”
aku berkata : “ Wahai Rosululloh kami telah beriman kepadamu dan beriman dengan yang engkau bawa, namun engkau masih mengkuatirkan keimanan kami ? Rosululloh menjawab : “Ya, sesungguhnya hati-hati ini di antara dua jemari dari jari-jemari Allah ta’al, Ia membolak-balikkannya sekehendak-Nya” [ Shohih At Tirmidzi, no. 2140]
Kita perbanyak do’a agar tidak terjerumus ke dalam kesyirikan Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam mengajarkan do’a :
اللهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَ أَناَ أَعْلَمُ ، وَ أَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعْلَمُ
“ Ya Allah sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-Mu dari aku ini berbuat syirik sedangkan aku mengetahuinya dan aku minta ampun kepada-Mu dari syirik yang aku kerjakan sedangkan aku tidak menyadarinya.” [Shohih Adabul Mufrod, no. 551]
Allahu a’lam bisshowwab

Ibnu ram 140513

Tidak ada komentar:

Posting Komentar