بسم الله الرحمن الرحيم

Selasa, 19 Mei 2015

UMMUL KITAB

UMMUL KITAB
Betapa sering kita membacanya, bahkan para orang tua, ustadz, kyai, guru ngaji dan TPA akan semangat mengajarkannya walaupun sang anak didik belum bisa membacanya, ya, dialah surat Al fatikhah yang begitu familiar dalam kehidupan seorang muslim di seluruh penjuru dunia. Namun tahukah kita akan makna ayat-ayatnya, fahamkah kita tafsir berikut kandungannya ketika membacanya !? Maka–bi idznillah-  dengan yang sedikit berikut ini semoga menjadi permulaan tadabbur surat Al fatikhah berlanjut kepada surat-surat Al Qur’an berikutnya.
 
MENGENAL AL FATIKHAH
Surat Al fatikhah memmpunyai 3 nama yang telah dikenal : Al Fatikhah/Fatihatul Kitab, Ummul Qur’an/Ummul Kitab dan As Sab’u Al Matsani. Surat ini dinamakan dengan Fatikhatul kitab karena Allah memulai kitab-Nya (Al Qur’an) dengan surat ini. Dan dinamakan dengan Ummul Qur’an/ummul kitab (Ummu dalam bahasa arab berarti induk) karena surat ini adalah pokok dari Al Qur’an, Al Qur,an dimulai darinya dan dialah induk dari segala sesuatu. Ada pula yang mengatakan karena ia merupakan pembuka, imam dari surat-surat berikutnya, ia ditulis pertama dalam mushaf dan senantiasa dibaca dalam sholat. dinamakan dengan As Sab’u Al Matsani (As Sab’u dalam bahasa Arab berarti 7) karena ia berjumlah 7 ayat berdasarkan kesepakatan ulama, adapun dinamakan Matsani (yang dikususkan) karena ia dikususkan dalam solat, sehingga ia dibaca dalam setiap rekaat. Surat ini termasuk deretan surat Makkiyah (turun di Mekkah sebelum hijroh) menurut pendapat mayoritas ulama. [1]
KEUTAMAAN AL FATIKHAH
a.       Surat yang paling agung dalam Al Qur’an
Suatu ketika Sahabat Sa’id bin al Mu’alla berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ قُلْتَ لَأُعَلِّمَنَّكَ أَعْظَمَ سُورَةٍ مِنْ الْقُرْآنِ
“Wahai Rasulullah ! Sesungguhnya anda tadi berkata kepadaku, “Akan aku ajari engkau surat yang paling agung dalam Al Qur’an.”
Rasulullah menjawab,
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ هِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنُ الْعَظِيمُ الَّذِي أُوتِيتُهُ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ  -Segala puji hanya mlik Allah- (yakni Surat Al fatikhah-pen) dia adalah As Sab’u Al Matsani dan Al Qur’an Al Adzim yang diberikan kepadaku.” [2]
Bahkan dalam suatu riwayat Nabi bersabda,
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا أُنْزِلَتْ فِي التَّوْرَاةِ وَلَا فِي الْإِنْجِيلِ وَلَا فِي الزَّبُورِ وَلَا فِي الْفُرْقَانِ مِثْلَهَا
“Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya ! Tidaklah diturunkan dalam Taurot, Injil, Zabur tidak pula dalam Al Furqon yang setara dengannya (Al Fatikhah).” [3]
b.      Sholat tidak sah tanpanya
Dari Sahabat Ubadah bin Shomid, Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ
“Tidak Ada sholat bagi orang yang tidak membaca Fatihatul Kitab (Al Fatikhah).” [4]

c.       Surat yang dirokemendasikan untuk meruqyah
Suatu ketika Nabi ditanya tentang orang yang meruqyah dengan surat Al Fatikhah maka Beliau bersabda,
وَمَا كَانَ يُدْرِيهِ أَنَّهَا رُقْيَةٌ
“Apakah ia tidak tahu bahwa Al Fatikhah adalah ruqyah.” [5]
d.      Al Fatikhah merupakan cahaya yang tidak pernah diberikan kepada Nabi sebelumnya
أَبْشِرْ بِنُورَيْنِ أُوتِيتَهُمَا لَمْ يُؤْتَهُمَا نَبِيٌّ قَبْلَكَ ، فَاتِحَةُ الْكِتَابِ ، وَخَوَاتِيمُ سُورَةِ الْبَقَرَةِ ، لَنْ تَقْرَأَ بِحَرْفٍ مِنْهُمَا إِلا أُعْطِيتَهُ
“Berilah kabar gembira dengan dua caahaya yang diberikan kepadaku dan belum pernah diberikan kepada seorang Nabipun sebelumku, Fatihatul kitab dan akhir surat Al Baqoroh [6] , tidaklah engkau membaca satu huruf saja dari keduanya melainkan engkau akan diberi.” [7]
TAFSIR AYAT
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (1) (Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang)
بِسْمِ اللَّهِ : maknanya ‘Aku memulai dengan menyebut semua nama Allah ta’ala, karena nama bila disambungkan (diidhofahkan) kepada Allah maka mencakup seluruh Asmaul Husna (nama-nama Allah yang indah).
{ اللَّهِ } dialah Sesembahan yang diibadahi, serta berhak mendapatkan keesaan dalam peribadahan karena sifat ketuhanan dan sifat sempurna yang Ia miliki.
{ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ } dua nama (diantara nama-nama Allah) yang menunjukkan atas keagungan dan luasnya rahmat Allah yang mana rahmatnya telah meliputi segala sesuatu yang ada dan meliputi semua makhluk hidup. Dia ta’ala juga telah menulis rahmat-Nya untuk para hamba-Nya yang bertaqwa serta para pengikut para Nabi dan Rasul, bagi mereka Rahmat yang Mutlaq adapun selain mereka maka menurut bagiannya masing-masing. [8]
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (2) (Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam)
Pujian kepada Allah lantaran semua sifat-sifat-Nya adalah sempurna, serta lantaran nikmat-nikmat-Nya yang dzohir maupun yang batin, nikmat agama ataupun duniawi, maka disini juga terkandung perintah bagi para hamba untuk memuji-Nya karena memang Ia-lah satu-satunya yang berhak menerima pujiaan (atas hal ini). Dia-lah yang telah menumbuhkembangkan para makhluk, mengurus perkara mereka, merawat semua makhluk dengan nikmat-nikma-Nya, dan telah menumbuhkembangkan para wali-wali-Nya dengan iman dan amal sholih.
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (3) (Maha Pemurah lagi Maha Penyayang)
Ar Rahman : Yang Maha luas nikmat-Nya untuk semua makhluk. Ar Rahim : Yang Maha luas rahmat-Nya kusus bagi hamba-Nya yang beriman. Dan keduanya (Ar Rahman dan Ar Rahim) termasuk nama-nama Allah.
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (4) (Yang menguasai hari pembalasan)
Dia ta’ala sematalah pemilik hari kiamat, hari pembalasan amal perbuatan. Ketika seorang muslim membaca ayat ini dalam setiap rekaat solatnya, maka hal ini akan menjadi pengingat tentang hari kiamat, sehingga ia akan terdorong untuk mempersiapkan diri dengan beramal sholih, serta meninggalkan maksiat dan hal-hal negatif.
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (5) (Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan)
 “(Ya Allah) sesungguhnya kami murnikan ibadah kami hanya kepada-Mu. Dan kami meminta pertolongan dalam setiap perkara kami hanya kepada-Mu. Semua perkara kepunyaan-Mu tiada seorangpun yang memilikinya walaupun seberat biji sawi.”
Ayat ini sekaligus menjadi dalil tidak bolehnya seorang hamba mempersembahkan sedikit saja macam ibadah seperti do’a, istighotsah, sembelihan, thowaf kecuali hanya untuk Allah  ta’ala. Ayat ini juga sebagai obat hati dari penyakit bergantung kepada selain Allah, penyakit riya’, ujub dan kesombongan.
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) (Tunjukilah kami jalan yang lurus)
Tunjukilah kami, tuntunlah kami, berilah kami taufik menuju jalan yang lurus dan tetapkanlah kami di atasnya sampai kami menemui-Mu yaitu jalan islam. Dialah jalan yang sudah jelas akan mengantarkan kepada keridoan Allah dan surga-Nya yang telah ditunjukkan oleh penutup para Nabi, Muhammad –shallallahu ‘alaihi wasallam-. Maka tiada jalan kebahagiaan bagi seorang hamba kecuali dengan istiqomah di atas islam.
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7)
((yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat)
Jalannya orang-orang yang telah engkau beri nikmat dari kalangan para Nabi, Shiddiqin, syuhada’ dan orang-orang sholih, merekalah orang yang telah mendapat hidayah dan istiqomah, dan jangan jadikan kami termasuk orang yang menempuh jalan orang-orang yang engkau murkai, mereka mengetahui kebenaran namun tidak mengamalkannya, merekalah kaum Yahudi dan yang semisal dengan mereka. jangan pula engkau jadikan kami seperti orang-orang yang telah tersesaat, orang-orang yang tidak mendapat petunjuk sehingga mereka sesat, merekalah kaum Nasroni dan yang semisal dengan mereka.
Dalam ayat ini terdapat do’a kesehatan hati mukmin dari 3 penyakit (berbahaya) ‘ingkar, bodoh dan sesat’. Dalam ayat ini juga terdapat petunjuk bahwa nikmat yang paling agung adalah nikmat islam.[9]
Tauhid dalam al fatikhah
Dalam surat Al fatikhah terkumpul tiga macam tauhid sekaligus,
a.       Rububiyah dalam firman-Nya : الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam)
b.      Uluhiyah dalam firman-Nya : إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan)
c.       Asma Wa Sifat : karena dalam surat ini terdapat 4 nama Allah yang indah, اللَّهُ , الرَّحْمَنُ , الرَّحِيمُ, الرَّبُّ
APAKAH BASMALLAH TERMASUK AL FATIKHAH
Memang ulama bersilang pendapat tentang masalah ini. Ada yang mengatakan dia termasuk Al fatikhah dan ada yang mengatakan sebaliknya. Di antara ulama yang mengatakan ia bukan termasuk Al fatikhah adalah Syekh Ibnu Utsaimin [bisa dilihat dalam tafsir beliau]. Namun setelah membaca beberapa artikel penulis cenderung kepada pendapat yang mengatakan bahwa basmalah termasuk dari al fatikhah dengan 2 alasan
1.       Hadits Nabi :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهُ -صلى الله عليه وسلم- :« إِذَا قَرَأْتُمُ الْحَمْدُ لِلَّهِ فَاقْرَءُوا (بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ) إِنَّهَا أُمُّ الْقُرْآنِ وَأُمُّ الْكِتَابِ وَالسَّبْعُ الْمَثَانِى وَ (بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ) إِحْدَاهَا »
“Jika kalian membaca alhamdulillah (al fathikah) maka bacalah bismillahirrahman nirrohim, sesungguhnya ia adalah ummul Qur’an dan ummul kitab dan as Sab’u al matsani.
Dan  " بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ " termasuk salah satu darinya.” [10]
2.       Basmalah selalu tertulis dalam mushaf sebagai ayat pertama surat Al fatikhah. Dan ini adalah ijma’ fi’li. Kaum muslimin sejak jaman dulu yang tidak ada yang tidak menjadikannya sebagai ayat yang pertama dari surat al fatikhah. Dan ijma’ fi’li adalah hujjah.
Allohu a’lam bisshowwab
Ibnu ram 280415



[1] Disadur dari tafsir Al Baghowi surat Al Fatikhah
[2] HR. Al Bukhari, no. 5006
[3] Shohih At Tirmidzi, no. 2875
[4] HR. Muslim, no. 394
[5] HR. Al Bukhori, no. 5007
[6] Yaitu dari "آمن الرسول" (ayat 285) sampai akhir. Lihat Faidhul Qodir 1/563 –syamilah-
[7] HR. Muslim, no. 806
[8] Tafsir As Sa’di
[9] Tafsir Al Muyassar surat Al fatikhah
[10] HR. Baihaqi, no.2486 kitab as Sholah bab ad dalil anna basmalah ayatun tamah minal fatikhah. dishohihkan al bani dalam as Shohihah 1183

Tidak ada komentar:

Posting Komentar